Sabtu, 15 Oktober 2016

Pengelolaan Manajemen yang Baik di Jepang, Kereta Terlambat Petugas Merapat

Jepang, siapa yang tidak tahu negara matahari terbit ini. Negara yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 tahun ini adalah raja nya Asia. Dengan teknologi yang berkembang pesat serta budaya yang bermoral tinggi menjadikan negara ini salah satu dari sekian negara yang berkontribusi besar pada dunia.

Jepang dikenal sebagai negara yang disiplin dan taat akan peraturan. Saat melanggar peraturan atau tidak disiplin, masyarakat di sana pun sampai-sampai harus mempermalukan diri mereka sendiri. Salah satunya untuk kasus kereta api yang terlambat.


Petugas kereta saat meminta maaf pada para penumpang

Tidak seperti di Indonesia, di Jepang jarang sekali ditemui kereta yang datang terlambat, tidak sesuai jadwal. Tapi apakah kalian tahu? Jika memang ada kereta yang datang terlambat, sebagai gantinya, petugas kereta api akan berjalan sepanjang kereta dan meminta maaf secara personal ke setiap penumpang, walaupun keterlambatannya hanya berkisar antara 2-5 menit. Dan hebatnya, ini akan dilakukan petugas dari awal sampai akhir gerbong. Mereka bahkan membungkukan badan untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam meminta maaf pada para penumpang. Bahkan, mereka juga memberikan kertas bukti keterlambatan kereta kepada para setiap penumpang. Kertas itu bisa menjadi bukti yang diberikan kepada bos atau guru di sekolah bila penumpang menjadi terlambat datang ke kantor atau sekolah. Ini membuktikan bahwa keterlambatan mereka bukan salah mereka, tetapi karena kereta.


kartu kereta
Kartu keterlambatan kereta

Di Indonesia, jika ada keterlambatan kereta, pihak pengelola kereta hanya meminta maaf lewat pengeras suara, keterlambatannya pun bisa jadi 15-60 menit. Saya sendiri pernah mengalami hal ini. Dan ini sangat membuat orang-orang di kereta jengkel. Pihak pengelola kereta di Indonesia seharusnya belajar dari Jepang, bukan hanya menaikkan tarif semata. Tarif dinaikkan, kualitas tetap sama, itulah sistem manajemen yang banyak digunakan di negara kita ini.


Referensi:
http://the-dailyjapan.com/jika-jadwal-kereta-di-jepang-terlambat-petugas-kereta-meminta-maaf-kepada-penumpang/
http://lifestyle.liputan6.com/read/2480670/ini-yang-terjadi-saat-ada-keterlambatan-kereta-di-jepang

Rabu, 12 Oktober 2016

Kekuasaan, Leadership, Motivasi & Analisa mengenai Kepimimpinan Tokoh-tokoh Penting

A. Pendahuluan
Kekuasaan, kepemimpinan (leadership) dan motivasi adalah yang bersinggungan satu sama lainnya, meskipun demikian, ketiga hal ini tidak selalu selaras. Maksud saya disini adalah, ada pengelolaan yang salah dalam ketiganya. Ada kekuasaan yang yang ada tanpa kepemimpinan, ada kekuasaan tanpa adanya motivasi, begitupula sebaliknya. Suatu perusahaan, organisasi bahkan kelompok akan produktif jika ketiga hal ini digunakan dengan taraf yang seimbang



Kekuasaan, berasal dari kata kuasa, di jaman sekarang ini kata-kata kekuasaan sudah diidentikan dengan sesuatu yang bersifat memiliki, merajai, mengatur dan sebagainya. Dalam negara otoriterian, kekuasaan lebih terasa dari sisi kelamnya. Pada dewasa ini, sistem kekuasaan tidak hanya berlaku di Negara atau dunia politik semata, tapi juga berlaku di perusahaan, organisasi atau bahkan kelompok-kelompok kecil. Begitu juga dengan leadership dan motivasi, hal ini tidak dapat dipisahkan dari kata kekuasaan, tapi tidak dapat disatukan pula. Seorang pemimpin harusnya menempatkan kepemimpinan (leadership) di depan, baru kemudian pengelolaan (managerialship), layaknya seorang nahkoda, arahkan dulu kemana kapal itu akan berlabuh, kemudian berikan motivasi dan bina para kelasi, setelah itu baru lakukan pendelegasian. Jelas disini saya ungkapkan, pemimpin juga harus pandai memotivasi dirinya dan orang-orang yang ada dalam batas kekuasaannya.
Lalu apa itu kekuasaan? Apa itu Leadership? Dan apa itu Motivasi?

B. Teori
Menurut  Santoso (2006) kekuasaan adalah hak untuk memaksa orang lain agar mengikuti kehendak pemegang kekuasaan. Sedangkan menurut Steven Lukas (1974) Power is the ability someone to do what they would not othewise. Menurut Definisi diatas dapat kita simpulkan, kekuasaan adalah hak untuk mengklaim, memerintahkan dan memaksa orang lain atas apa yang dimandatkan oleh sang pemilik kekuasaan, meskipun orang lain yang diklaim tidak menginginkan hal tersebut.

Menurut Poniman dkk (2007) Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan untuk menentukan kemana hidup akan diarahkan, apa saja yang ingin kita lakukan dalam hidup ini, dan jalan mana yang harus kita tempuh untuk mencapainya. Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and influencing the task related activities of group members. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Akan saya ringkas definisi menurut para ahli diatas, kepemimpinan adalah cara seseorang mengatur dirinya maupun orang lain yang berada dalam kekuasaanya atau orang yang terpengaruh olehnya untuk mencapai tujuan dengan standar yang sudah diatur dan disepakati.

Motivasi, motivasi biasa kita kenal sebagai dorongan, tapi dorongan yang bagaimana? Menurut Weiner (dalam Elliot et al 2002) motivasi dikenal sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita untuk mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Siagian (2004) mengatakan bahwa motivasi adalah dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya. Dapat disimpulkan, motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang ingin bertindak untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan dari apa situasi yang dihadapinya.

C. Kasus
Untuk contoh kasus disini akan saya gabungkan, agar kita dapat memahaminya dengan lebih mudah. Seorang pemimpin tentunya memiliki kekuasaan, kekuasaan yang disertai wewenang untuk memanage anggotanya. Kali ini kita ambil contoh kasus, seorang HRD yang melakukan training berkala setiap tahunnya kepada karyawan-karyawannya. HRD tersebut menggunakan kekuasaannya untuk mengatur SOP yang akan diterapkan dalam perencanaan pelatihan di perusahaan tersebut. Dalam proses pelatihan HRD tersebut memberikan suatu target pada karyawan-karyawannya, jika bisa mencapai nilai target yang melebihi standar pelatihan maka akan dinaikkan kedudukan dan jabatannya.

D. Analisis
Sebagai seorang HRD yang menangani orang banyak, orang ini harus memiliki sifat leadership, dimana ia bisa mengarahkan karyawan-karyawannya untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki selaras dengan tujuan dari perusahaan tersebut. Karena kekuasaan yang dia miliki, HRD ini bebas mengatur SOP atau peraturan yang berlaku selama pelatihan, Terlebih lagi, saat HRD tersebut memberikan suatu target pencapaian yang bilamana karyawannya bisa mencapainya ia akan dinaikkan kedudukan dan jabatannya. Dalam hal ini, HRD tersebut memberikan motivasi pada karyawan-karyawannya secara tidak langsung. Dengan stimulus yang menggiurkan semacam itu, anggotanya akan jadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan tersebut.

E. Referensi
Nursalam., Feri, E. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Poniman, Farid., Indra, N., Jamil, A. (2007). Kubik Leadership. Jakarta: Hikmah
Santoso, Joko. (2006). Jalan Tikus Menuju Kekuasaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Minggu, 02 Oktober 2016

Psikologi Manajemen

MAKALAH PSIKOLOGI MANAJEMEN


Disusun oleh:
Ahmad Zulhendi Tri AdiSaputra (10514624)
Fuddy Prathama Agrianto (14514402)
Hani Hashifah (14514748)
Indah Anugrah Sari (15514253)
Muhammad Alverdo (17514074)



KELAS 3PA19
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016