Sabtu, 18 Maret 2017

Sejarah Psyche

Psyche, Psyche yang selama ini dikenal, sebagai Jiwa, dalam ilmu Psikologi. Tapi dibalik nama tersebut terdapat sebuah kisah cinta yang dapat menggetarkan hati. Psyche adalah nama yang diangkat dari kisah Mitologi Yunani tentang kisah percintaan antara Psyche dan Cupid dalam karya inisiasis dari zaman Romawi. Cupid? Ya benar, Cupid sang dewa cinta.

Dikisahkan bahwa ada seorang raja yang memiliki tiga orang putri. Putri bungsunya bernama Psyche. Psyche adalah gadis muda cantik dan lugu. Dia sangat cantik sampai-sampai di daerahnya orang-orang menjadi berhenti menyembah Afrodit dan mulai menyembah Psyche sebagai dewi kecantikan.

Sebenarnya Psyche tidak menghendaki semua perhatian ini, tetap saja Afrodit marah karena kecantikannya tersaingi. Afrodit lalu memanggil Cupid (Eros), putranya. Afrodit menyuruh Cupid untuk membuat Psyche jatuh cinta kepada lelaki terjelek di dunia. Karena sudah terbiasa melakukan tugas seperti itu dari ibunya, Cupid pun langsung saja terbang mencari Psikhe.

Setelah melihat Psyche secara langsung, Cupid malah terpesona melihat kecantikan wanita itu dan tanpa sengaja menusuk tangannya sendiri dengan panah cinta. Alhasil Cupid malah jatuh cinta dengan Psyche. Karena kecintaannya pada Psyche Cupid tidak melaksanakan perintah dari Ibunya.

Setelah sekian lama menunggu, Ibunya sadar bahwa ada keganjilan yang terjadi. Kenapa Psyche belum mencintai satu orangpun meskipun ia telah menugaskan anaknya untuk membuat Psyche jatuh cinta pada laki-laki yang jelek. Akhirnya Afrodit langsung turun tangan. Ia mengutuk Psyche sehingga tidak ada seorangpun yang mau melamarnya.
Beberapa tahun berlalu, tidak ada seorang pun yang datang melamar Psyche sementara usianya sudah cukup untuk dia menikah. Orangtuanya cemas dan pergi ke Orakel untuk meminta nasehat. Orakel adalah sejenis biksu-biksu yang menjaga kuil yang biasanya mengetahui banyak hal-hal.

Cupid membuat Orakel berkata bahwa Psyche tidak ditakdirkan untuk menikahi seorang manusia, melainkan Psyche harus menikah dengan suatu makhluk yang tinggal di sebuah gunung.

Psyche dan Orangtuanya bersedih, karena menyangka Psyche ditakdirkan untuk menikah dengan seekor monster. Setelah perdebatan yang cukup panjang, Psyche akhirnya berhasil meyakinkan Orangtuanya untuk merelakan putri bungsu mereka mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh takdir.

Saat sampai Psyche melihat sebuah hutan yang indah. Ia pun berjalan menembusnya, hingga ia sampai ke sebuah tanah lapang yang ditumbuhi rumput. Di tengah tanah lapang itu, terdapat sebuah rumah indah yang nampak seperti istana. Namun saat berjalan menuju kesana Psyche mendengar suara bahwa istana itu dibuat untuknya.

Saat malam tiba, dan Psyche sudah berada di dalam istana tersebut yang gelap. Psyche mendengar suara yang halus dan ramah, lalu dia ragu apakah ini monster yang ia dan Orantuanya maksud. Pada malam itupun mereka melakukan hubungan seksual dengan syarat keadaan harus gelap sehingga wajahnya Cupid tidak terlihat olehnya.

Setelah sekian lama, Psyche merindukan keluarganya dan bertemu dengan saudari-saudarinya.  Ketika tahu keadaan Psyche, saudari-saudarinya jadi iri. Mereka lalu berusaha membuat Psyche dan suaminya berpisah, dengan harapan sang suami tak dikenal nantinya akan menikahi mereka.

Mereka memanas-manasi Psyche. Menurut mereka, Psyche harus tahu identitas suaminya, karena bisa saja suaminya adalah monster, seorang monster tentu tidak ingin wajahnya dilihat. Mereka juga menyuruh Psyche membunuh suaminya itu jika memang monster. Malam itu, Psyche benar-benar melakukan yang dikatakan oleh kakak-kakaknya. Ia membawa sebuah lentera dan sebuah belati. Awalnya ia ragu, namun kata-kata kakaknya terus terngiang dan ia pun menyalakan lentera.

Saat melihat wajah sang dewa, Psyche merasa senang dan terkejut sehingga menumpahkan tetesan lentera yang ia bawa ke badan Cupid. Cupid merasa sakit sekaligus marah akibat perbuatan Psyche itu. Cupid pun langsung terbang begitu saja dan meninggalkan Psyche, yang hanya bisa menangis sendirian menyesali perbuatannya.

Lama Psyche menunggu suaminya. namun Cupid tidak lagi datang. Psyche pun meninggalkan istananya dan menemui kakak-kakaknya. Psyche menceritakan tentang kepergian suaminya dan langsung pergi lagi menjelajahi Yunani mencari keberadaan suaminya.

Setelah mendengar bahwa suami Psyche adalah dewa dan kini telah meninggalkan Psyche, kakak-kakak Psyche pun pergi ke bukit berbatu dan berharap akan dibawa ke istana sang dewa. Zefiros memang datang membawa mereka tetapi bukan ke istana melainkan ke jurang, dia lalu menjatuhkan mereka di sana sampai mati.

Disisi lain Psyche yang terus mencari suaminya dengan berbagai cara, termasuk menanyakannya langsung dengan Afrodit, yaitu Ibu dari Cupid. Namun karena Cupid masih kesal dengan Psyche, dia memberikan beberapa tantangan pada Psyche. Saat menyelesaikan tantangan terakhir, Psyche malah terkena kutukan akibat keinginannya membuka sebuah kotak kecantikan, dia berpikir dengan membuka kotak kecantikan, iya akan menjadi lebih cantik dan Cupid kembali kepadanya.


Tidak sesuai dengan harapan, kotak itu malah mengutuknya dan ia tertidur abadi. Namun kutukan itu akhirnya bisa terlepas setelah Cupid datang dan menghilang kan kutukan tersebut dan mencium Psyche. Saat tersadar Psyche sangat senang dengan apa yang ia lihat, suami tercintanya ada di hadapannya.

Cupid lalu terbang ke hadapan Zeus dan memohon supaya Psyche dijadikan abadi. Zeus setuju dan menyuruh Hermes membawa Psyche ke Olimpus. Begitu sampai di Olimpus, Psyche diberi minuman para dewa, ambrosia, dan menjadi abadi. Cupid and Psyche menikah dan memiliki anak bernama Hedone ("kesenangan"). Afrodit sendiri telah memaafkan Psyche bahkan dia ikut menari dalam pesta pernikahan mereka.

Referensi:
Black, Jonathan. (2015). Sejarah dunia yang disembunyikan. Tangerang: Pustaka Alvabet.
https://id.wikibooks.org/wiki/Mitologi_Yunani/Kisah_Cinta/Cupid_dan_Psikhe