A. Pendahuluan
Job enrichment, untuk orang yang pernah ataupun masih berkecimpung di dunia manajemen ataupun organisasi, tentunya sudah tidak asing lagi mendengar istilah ini. Job enrichment hampir digunakan di semua aspek perusahaan. Pada dasarnya job enrichment dapat meningkatkan otonomi seseorang dalam mengatur pekerjaannya. Job enrichment juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang, yang dimana kepuasan kerja memiliki peranan penting terhadap prestasi karyawan. Karyawan yang puas terhadap pekerjaannya akan memaksimalkan kemampuannya untuk pekerjaannya, sejalan dengan hal tersebut dia akan membuat suatu pencapain yang baik pula. Jika didefinisikan dari bahasanya, job enrichment berarti memperyakan pekerjaan. Tapi apa maksud dari memperkaya tersebut?
B. Teori
Menurut Geet, Mr and Mrs Deshpande (2009) Job enrichment means adding the duties and responsibilities which help to provide the employees for skill variety, task significance, task identitiy, autonomy and feedback on job performance
Menurut Geet, Mr and Mrs Deshpande (2009) Job enrichment means adding the duties and responsibilities which help to provide the employees for skill variety, task significance, task identitiy, autonomy and feedback on job performance
Menurut Choudhary (2016) Job enrichment is a fundamental part of attracting, motivating, and retaining talented people,
particularly where work is repetitive or boring.
Berdasarkan definisi para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa job enrichment memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seseorang dengan menambah bobot kerja seseorang menjadi lebih spesifik, agar lingkungan pekerjaan yang ia hadapi tidak cenderung repetitive.
C. Kasus
Contoh kasus yang dapat kita amati dalam job enrichment adalah saat ada seseorang yang bekerja sebagai technical support, dimana iya bertugas untuk membantu tekhnisi inti dalam menangani mekanisme alat-alat perusahaan yang ada. Suatu saat atasannya menginstruksikan agar orang tersebut di pindahkan kerjakan di tempat X. Namun bukan sebagai technical support, melainkan sebagai tekhnisi inti yang terjun langsung untuk mengawasi mekanisme alat-alat di tempat X. Sebelum diterjunkan di tempat X. Orang tersebut diberikan training terlebih dahulu agar ia mengetahui dan lebih mendalami tentang bagaimana cara menjadi tekhnisi inti yang baik.
Contoh kasus yang dapat kita amati dalam job enrichment adalah saat ada seseorang yang bekerja sebagai technical support, dimana iya bertugas untuk membantu tekhnisi inti dalam menangani mekanisme alat-alat perusahaan yang ada. Suatu saat atasannya menginstruksikan agar orang tersebut di pindahkan kerjakan di tempat X. Namun bukan sebagai technical support, melainkan sebagai tekhnisi inti yang terjun langsung untuk mengawasi mekanisme alat-alat di tempat X. Sebelum diterjunkan di tempat X. Orang tersebut diberikan training terlebih dahulu agar ia mengetahui dan lebih mendalami tentang bagaimana cara menjadi tekhnisi inti yang baik.
D. Analitis
Dalam kasus ini, dapat kita ketahui, saat orang tersebut masih bekerja sebagai technical support, ia tidak berperan penuh dalam proses penyelenggaraan pekerjaannya tersebut. Kenapa? Karena pada dasarnya ia hanyalah seorang support. Yang bertanggung jawab menentukan jalan dan proses pengerjaannya adalah tekhnisi inti. Sebaliknya saat dia diberikan tugas untuk menjadi tekhnisi inti di tempat X, orang tersebut bisa menentukan bagaimana cara dan proses pengerjaannya akan berlangsung, tentu dengan tingkat kesulitan yang lebih rumit pula. Tapi dengan adanya training yang ia jalani sebelum menjadi tekhnisi inti di tempat X, tentu ia bisa menghandle pekerjaan baru yang ditugaskan padanya. Inilah yang dimaksud dengan job enrichment.
E. Referensi
Geet, S. D., Deshpande, A. D., Deshpande, A. A. (2009). Human resource management. India: Nirali Prakashan.
Choudhary, Supriya. (2016). Job enrichment. A tool for employee motivation. International Journal of Applied Research 2016, 2(5), 1020-1024.